Da Words of My Jesus


Yang Menghambat Doa | Roma 8:26-28
Juli 29, 2012, 5:48 am
Filed under: Moment of Peace, Sentuhan Hati | Tag: ,

27 Juli 2012, Jumat

Saat Anda berdoa, apakah Anda yakin bahwa Tuhan mendengar dan akan menjawab Anda? Atau, seperti banyak orang percaya, apakah Anda merasa ragu bahwa perkataan Anda bahkan didengar Tuhan?

Mari kita lihat beberapa penghalang kehidupan doa yang sehat.
Pertama, konsentrasi yang buruk menghalangi komunikasi kita dengan Tuhan. Pikiran manusia cenderung mengembara kemana-mana, dan adalah hal yang lazim bila pikiran kita menyimpang dari doa ke topik lainnya. Salah satu obat untuk hal ini adalah dengan menyadari dengan siapa kita berbicara. Semakin kita memahami kuasa, kasih, kemahatahuan dan kekudusan Tuhan, semakin mudah bagi kita untuk tetap fokus.

Kedua, kita mungkin merasa tidak layak untuk berbicara dengan Tuhan atas segala ciptaan. Rasa bersalah karena dosa dalam hidup kita dapat menggoda kita untuk menghindari saat teduh bersama Dia, namun Ia ingin kita membawa kesalahan-kesalahan kita dalam terang-Nya. Dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak akan pernah layak untuk berada di dalam hadirat yang begitu sempurna. Namun kematian dan kebangkitan Yesus membuat kita diampuni dan diterima, sehingga kita dapat datang kepada-Nya tanpa rasa takut atau malu.

Ketiga, rasa takut menghalangi jalan kita. Beberapa orang merasa kuatir, Bagaimana bila saya berdoa dengan cara yang salah? Kebenarannya adalah tak seorang pun dari kita yang tahu cara berdoa yang layak kepada Tuhan yang kudus. Itulah mengapa Roh Kudus berdoa untuk kita. Tuhan menginginkan hati kita, bukan kata-kata yang sempurna.

Tuhan telah menyediakan diri-Nya untuk ditemui melalui doa. Kita dapat datang di hadapan Allah yang Maha Kudus dalam doa. Bapa surgawi sedang menanti untuk mendengarkan pujian, pengakuan dan permohonan kita.

-Sentuhan Hati-

Roma 8:26-28
8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.


Berperang Dengan Lutut Anda | Matius 26:36-40
Juli 29, 2012, 5:44 am
Filed under: Moment of Peace, Sentuhan Hati | Tag: ,

28 Juli 2012, Sabtu

Beberapa pergumulan terjadi dari luar diri kita, seperti masalah keuangan, pekerjaan atau kesehatan. Tapi ada juga pergumulan di dalam diri kita sendiri. Musuh yang ada di dalam diri kita, seperti amarah, tidak mau mengampuni atau merasa diri kita tidak layak, dapat menghambat perjalanan kita bersama dengan Tuhan.

Yesus memberikan teladan kepada kita pada malam sebelum penyaliban-Nya. Di Taman Getsemani, Tuhan kita berdoa, ”Jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Mat. 26:39). Setelah menghadap Bapa, Ia siap untuk menghadapi salib-Nya – sekalipun hal itu berarti mereka akan terpisah untuk waktu yang singkat.

Entah Anda sadar atau tidak, Anda ada dalam peperangan rohani. Anda harus berdiri teguh dengan keyakinan Anda, memperbaharui pikiran Anda dan menolak Iblis. Bagaimana caranya? Berperanglah dengan lutut Anda dan Anda akan senantiasa menang.

Mengapa kita harus berperang dengan lutut kita? Pertama karena itulah yang diajarkan Alkitab. Dalam Alkitab, kita melihat hamba Tuhan bersimpuh di hadapan Tuhan. Contohnya, Hizkia berdoa sebelum memimpin pasukannya ke medan perang, dan Daniel berlutut dan berdoa sekalipun ia harus dibuang ke gua singa.

Kedua, ketika kita berpaling kepada Tuhan, maka bukan kita lagi yang berperang. Kita memiliki pertolongan dari Dia yang berdaulat atas alam semesta (Maz. 103:19). Dia maha kuasa, maha tahu dan maha hadir. Tidak ada seorangpun di dunia yang dapat menolong Anda melebihi apa yang Ia sanggup lakukan.

-Sentuhan Hati-

Matius 26:36-40
26:36 Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.”
26:37 Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”
26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?


Bertekun Dalam Doa | Roma 12:11-13
Juli 29, 2012, 5:41 am
Filed under: Moment of Peace, Sentuhan Hati | Tag: ,

29 Juli 2012, Minggu

Kita telah belajar tentang berbagai hambatan terhadap kehidupan doa yang sehat. Mari kita menggali satu lagi rintangan yang menghambat komunikasi yang bersemangat antara Tuhan dengan kita: ketidaksabaran.

Pada satu waktu, kebanyakan kita menaikkan permohonan kita kepada Yesus namun tidak melihat hasil yang diinginkan. Sayangnya, manusia secara alami bersifat tidak berani. Kita jemu meminta dan mendengar bila yang kita terima hanya keheningan. Namun ingatlah bahwa Tuhan bukanlah ”pesuruh”; Ia tidak bertindak menurut isyarat yang kita berikan. Bahkan, bila kita dapat melihat gambaran besarnya seperti Dia melakukannya, kita akan bersukacita menantikan cara dan waktu-Nya.

Sesungguhnya, saya percaya bahwa kita mendapatkan keuntungan dengan tidak mendapatkan semua yang kita minta. Memahami konsep ini merupakan tanda kedewasaan rohani. Bila kita sepenuhnya merasa puas dengan hadirat Tuhan, hubungan kita dengan Dia akan bertumbuh, bahkan saat kita tidak mendapatkan semua yang kita minta. Bila itu yang terjadi, kita memahami apa arti doa itu – bukan suatu daftar keinginan yang panjang, melainkan suatu hubungan.

Hambatan dapat terbangun bila kita terus berseru kepada Tuhan namun tidak ada sesuatu pun yang berubah. Teruslah berdoa. Di balik ”tembok” ini, Anda akan merasakan hadirat, dimana Anda akan menemukan damai sejahtera, sukacita dan keterpukauan akan kemuliaan-Nya. Hal ini akan sangat memuaskan Anda, bahkan sekalipun Ia tidak pernah memberikan kepada Anda persis seperti yang Anda minta.

-Sentuhan Hati-

Roma 12:11-13
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!


Yesus Hidup dan Berkarya | Ibrani 10:10-14
April 12, 2012, 1:49 pm
Filed under: Moment of Peace, Sentuhan Hati | Tag: ,

12 April 2012, Kamis

Pernahkah Anda bertanya-tanya, apa yang sedang dilakukan Yesus sekarang, setelah Dia naik ke surga? Bacaan Alkitab kita menyatakan bahwa, setelah menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebus dosa kita, Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Ayat 13 mungkin membuat kita percaya bahwa Dia hanya duduk menunggu sampai saatnya tiba untuk Dia datang kembali dan memerintah di bumi. Padahal, jika kita merenungkan ayat-ayat lain, kita akan segera menyadari bahwa Dia terus bekerja untuk kita.

Pertama-tama, sekalipun Anak tinggal bersama Bapa di surga, Dia juga berdiam di dalam diri setiap orang percaya melalui pribadi Roh Kudus, yang diutus untuk tinggal di dalam dan beserta kita (Yohanes 15:26; Roma 8:9-10). Kristus terus bekerja di dalam diri Anda untuk membentuk karakter Anda dan memampukan Anda untuk taat.

Selanjutnya, Yesus juga hidup untuk menjadi Pengantara orang-orang yang percaya kepada-Nya (Ibrani 7:25). Dia menyampaikan permohonan dan doa-doa kita kepada Bapa.

Lalu, di I Yohanes 2:1-2 kita melihat bahwa Yesus adalah Pembela kita ketika kita berdosa. Dia berdiri di antara Allah yang kudus dan kita, dan membenarkan kita di hadapan-Nya oleh karena pengorbanan-Nya dan iman kita kepada-Nya.

Selain itu, Yesus sedang menyiapkan tempat di surga bagi kita (Yohanes 14:1-3). Dia juga sedang mengatur segala yang diperlukan untuk kedatangan-Nya.

Yesus sibuk di surga melakukan kehendak Bapa. Dan sebagai pengikut-Nya, kita pun patut melakukan hal yang sama. Dia menyelamatkan kita agar kita mencerminkan Dia dalam kita bekerja, bersikap, bertutur dan bertindak. Kita adalah tubuh-Nya , mata-Nya, telinga-Nya, mulut-Nya, kaki-Nya dan tangan-Nya, yang mengarahkan orang lain kepada-Nya.

-Sentuhan Hati-

Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.                     Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.           Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,          dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.          Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. (Ibrani 10:10-14 TB)



Berjalan Dengan Iman | II Korintus 5:6-8
Desember 15, 2011, 5:58 pm
Filed under: Moment of Peace, Sentuhan Hati | Tag: ,

15 Desember 2011, Kamis

Kita mengenal dunia kita dengan melihat, mendengar, mencium, mencicip dan menyentuh – dan bereaksi sesuai informasi yang diterima panca indera ini. Namun Allah menyatakan ada satu realitas yang lebih tinggi, meskipun persepsi-persepsi kita tampaknya benar. Dan Bapa memerintahkan kita untuk berjalan dengan iman, bukan berdasarkan yang kita lihat.

Lalu, apakah iman Kristen ini? Keyakinan yang teguh bahwa Allah itu sebagaimana yang dinyatakan Firman-Nya. Kebenaran tentang diri-Nya hanya tergantung pada Yang Maha Kuasa, bukan berdasarkan pendapat, situasi atau perasaan kita. Juga bukan pada sesuatu yang dapat kita ukur secara ilmiah. Dan ingat, iman adalah anugerah dari Tuhan, bukan hal yang kita ciptakan (Efesus 2:8). Oleh karena itu, kita bisa meminta Dia menolong kita jika iman kita mulai goyah.

Cara kita berjalan dengan iman adalah melalui tindakan, gaya hidup, dan pilihan-pilihan kita. Roh Kudus memimpin langkah-langkah kita, dan kita mengikuti-Nya dengan sengaja. Kita perlu meminta pimpinan dan hikmat, mengharapkan Dia menjawab dan memenuhi segala kebutuhan kita, dan percaya bahwa Dia tahu yang terbaik.

Memang, kita kadang membuat kesalahan. Namun, Allah selalu ada untuk mengampuni hati kita yang bertobat, dan menolong kita untuk kembali ke jalan yang benar. Saat kita bertumbuh semakin erat dalam relasi dengan-Nya, kita menjadi semakin terarah kepada-Nya dan iman kita pun meningkat.

Jika kita mencoba berjalan dengan kekuatan kita sendiri, kita akan tertekan. Betapa indah karena Pencipta kita memberi kelegaan dan damai sejahtera saat kita mempercayai Dia memimpin setiap langkah kita. Bapa yang memiliki hikmat tak terbatas, kasih sempurna dan kedaulatan penuh sungguh sangat mampu memelihara anak-anak-Nya.

-Sentuhan Hati-

2 Korintus 5:6-8
5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,
5:7 –sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat–
5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.